Program guru pembelajar merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015. Hasil UKG tahun 2015 memberikan gambaran profil kompetensi guru pada kompetensi paedagogik dan kompetensi profesional. Pelaksanaan UKG erat kaitannya dengan upaya pemerintah dalam melakukan standarisasi kompetensi guru. Oleh karena itu, bagi guru yang hasil UKG-nya masih di bawah standar yang ditetapkan, perlu untuk meningkatkan kompetensinya agar setidak-tidaknya mencapai standar.
Sebagaimana diketahui bersama, ada tiga jalur (moda) yang dirancang oleh kementerian pendidikan untuk membantu guru dalam upaya mencapai standar kompetensi. Jalur yang menjadi cara seorang guru untuk maksud di atas mengacu pada jumlah kelompok kompetensi (KK) yang tidak mencapai standar. Kelompok Kompetensi ini kemudian dikembangkan materinya dari kompetensi paedagogik dan kompetensi profesional sehingga menjadi suatu modul. Guru dengan jumlah KK yang raihan hasil UKG 2015 tidak mencapai KCM antara 8 hingga 10 KK harus melalui moda tatap muka penuh dalam proses peningkatan kompetensinya. Guru dengan 6 hingga 7 KK yang dibawah KCM melalui moda dalam jaring kombinasi. Sedangkan yang 3 hingga 5 KK melalui moda daring murni. Proses inilah yang dikenal dengan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar.
Tahun 2016, merupakan tahun pertama program peningkatan kompetensi ini dilaksanakan. Walau memang tidak serentak mulai berjalan, beberapa mata pelajaran mulai berjalan pada moda-moda tertentu. Mata pelajaran IPA pada moda daring kombinasi yang paling awal berjalan.
Modul H dan modul G merupakan modul yang telah ditempuh oleh guru-guru IPA (SMP) melalui moda daring kombinasi. Modul H memuat materi mengenai komunikasi efektif, cahaya dan alat optik, getaran, dan gelombang. Sedangkan modul G memuat materi pengembangan instrumen penilaian pembelajaran, perkembangbiakan hewan dan tumbuhan, pewarisan sifat, serta atom, ion, dan molekul.
Saat pembelajaran dalam jaringan modul H berjalan, ditemukan banyak sekali soal-soal yang seharusnya menampilkan gambar, akan tetapi justru gambarnya tidak muncul. Dari sekitar 35 soal tes sumatif secara keseluruhan dari 4 sesi tes sumatif, ditemukan sekitar 18 soal yang tidak bisa dikerjakan oleh guru peserta program. Sementara itu, pada modul G ditemukan permasalahan kunci jawaban yang keliru. Sekitar 7 butir soal yang ditemukan salah kunci dari sekitar 37 soal keseluruhan.
Keadaan demikian tentu sangat merugikan para peserta, terlebih sampai kelas online modul H dan modul G ditutup, tidak ada penjelasan apakah ada solusi terhadap permasalahan tersebut. Selain itu, keadaan demikian berdampak kepada antusiasme peserta. Tak heran jika pada umpan balik berupa smiley face semakin banyak yang memilih face yang datar-datar saja, bahkan terdapat beberapa yang memilih "senyum kecut".
Permasalahan lainnya yang dikeluhkan para mentor, yakni tidak adanya interaksi dari pengampu, baik di dalam sistem LMS, maupun dalam grup media sosial yang telah dibuat oleh pihak P4TK (admin kelas) untuk setiap kelas di bawah pengampu tertentu. Pada saat kasus tidak muncul gambar pada modul H, sebenarnya ada penjelasan dari pihak P4TK IPA Bandung, bahwa permasalahan itu sebenarnya dapat diatasi oleh pengampu, namun nyatanya sampai kemudian kelas online modul H ditutup tetap tidak ada solusinya.
Keberhasilan program peningkatan kompetensi guru pembelajar ini tentu menjadi harapan semua pihak. Kerjasama dari pihak-pihak yang terlibat langsung di dalamnya merupakan suatu faktor penting yang harus tetap dijaga selama keberlangsungan program tersebut. Kerjasama dan koordinasi akan terjalin dengan baik ketika ada komunikasi dan sikap saling menghargai diantara para pihak. Seperti kata orang bijak, belajarlah dari pengalaman, karena pengalaman merupakan guru terbaik. Semoga hal-hal yang terjadi pada awal-awal program ini berjalan dapat menjadi bahan evaluasi bagi siapapun yang terlibat, sehingga diharapkan sebagai buah dari evaluasi dimaksud maka akan ada perbaikan dan peningkatan pada pelaksanaan untuk modul-modul selanjutnya.
Tulisan ini dibuat tidak dimaksudkan untuk menyudutkan pihak tertentu, tulisan ini sekedar menghimpun hal-hal yang memang terjadi untuk menjadi bahan refleksi bersama. Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar